BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Permasalahan
Di masa informasi sekarang ini, kebutuhan akan keakuntabilitas sebuah
data sangat dibutuhkan. Hal ini berguna untuk kemudahan dalam tercapainya
sebuah kebutuhan akan informasi. Begitupun juga dengan kebutuhan akan buku yang
ada disebuah perpustakaan. Namun masih banyak data yang ada di perpustakaan
dibuat secara manual, sehingga sering terjadi kesemrawutan data.
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Plus Ma’arif NU Desa Bacem , sebagai salah satu
madrasah yang berusaha dalam mendukung berbagai macam program pendidikan yang
ada di pendidikan dasar. Dalam ini
dengan terwujudnya sebuah perpustakan yang didalamnya terdapat berbagai macam
buku panduan dalam berbagai macam bidang pelajaran. Pengelolaan yang ada masih
menggunakan pendataan manual dan belum terkomputerisasi dengan baik.
Sebuah sistem perpustakaan dibutuhkan sebagai pendukung dari keakuratan
sebuah data, sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam pencatatan buku,
peminjaman buku dan berapa lama buku tersebut telah dipinjamkan. Karena
berbagai hal tersebut, maka banyak terjadinya kehilangan pada buku yang menjadi
koleksi perpustakaan.
Hasil dari berbagai macam
evaluasi tersebut dijadikan dasar dan rujukan tentang bagaimana sebuah sistem
database perpustakaan tersebut akan dibuat. Dengan dibuatnya sistem tersebut,
maka diharap bisa meminimalisir dalam terjadinya kerancuan data. Keseimbangan
antara sistem dan pengguna juga harus diperhatikan,supaya terjadi keseimbangan
dalam sistem infomasi yang lebih baik. Maka bisa diharapkan sistem komputer
bisa mengurangi kesalahan data pada sebuah perpustakaan dan memudahkan kinerja para petugas perpustakaan
tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
- Membuat sistem informasi tentang data anggota perpustakaan yang adalah siswa, guru dan karyawan.
- Membuat sistem informsi tentang data buku dan data kategori buku yang ada diperpustakaan.
- Membuat sebuah sistem informasi yang mencatat transaksi peminjaman dan pengembalian buku.
- Membuat sistem informasi yang mencatat tentang laporan transaksi peminjaman dan pengembalian buku.
1.3
Ruang Lingkup
Untuk menunjang pembuatan Sistem Informasi Database
Perpustakaan, maka perlu dibuat batasan–batasan permasalahan agar pembahasan
lebih terarah dan tujuannya dapat tercapai dengan maksimal. Batasan–batasan
tersebut antara lain :
1. Membuat sistem informasi berbasis desktop, dan digunakan untuk kepentingan
internal sekolah.
2. Menggunakan database Microsoft Acces.
3. Sistem yang dibuat dalam sistem informasi kesiswaan meliputi :
a. Database siswa.
b. Database buku dan kategori buku.
c. Transaksi peminjaman buku
d. Transaksi pengembalian buku.
4. Laporan-laporan sebagai berikut :
a.
Cara pembuatan laporan.
b.
Laporan peminjaman buku
c.
Laporan pengembalian buku.
1.4 Tujuan Dan Manfaat Penulisan
1.4.1.
Tujuan penulisan
1. Tugas Akhir ini dibuat sebagai persyaratan akhir bagi kelulusan pendidikan
tingkat strata 1 jurusan Sistem Informasi di lingkungan Perguruan Tinggi baik
negeri maupun swasta
2. Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini selain untuk kepentingan penulis
sendiri, Tugas Akhir ini dibuat juga untuk memenuhi kebutuhan bagi tempat
penulis melakukan penelitian guna mendapatkan data selama penyusunan Tugas
Akhir ini.
3. Sebagai referensi dan informasi bagi mahasiswa – mahasiswi Teknik
Informatika yang ingin membuat atau mengembangkan sebuah sistem informasi
tentang database perpustakaan di MI.
1.4.2.
Manfaat Penulisan
1. Pihak Madrasah Ibtidaiyah (Tempat penulis melakukan penelitian) dan juga
pihak orang tua siswa dapat mengetahui tentang koleksi buku yang ada di
perpustakaan.
2. Meningkatkan dan memantapkan serta memperluas ketrampilan dalam bidang
pemrograman khususnya pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0
3. Memberikan pengalaman dan implementasi dari teori dan praktek yang telah
didapat semasa kuliah, serta melihat penerapannya dalam dunia nyata.
1.5. Sistematika Penulisan
Penulisan
Tugas Akhir ini disusun atas beberapa bab yang masing – masing bab,
penjelasannya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi
tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM
Yang berisi tentang gambaran
umum sekolah, struktur organisasi, sejarah sekolah dan sistem yang sedang
berjalan.
BAB III LANDASAN
TEORI
Landasan
teori yang berisi tentang teori – teori dasar yang meliputi sistem informasi
mengenai database, penjelasan singkat mengenai pada sebuah perpustakaan juga
bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan program yaitu bahasa
pemrograman Visual Basic 6.0 dan database Microsoft Acces.
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang
perancangan program yang akan dibangun dengan menggunakan pembuatan database
yang biasa disebut dengan ERD (Entity Relationship Diagram), pembuatan DFD sebagai
alur sistem, dan juga pembuatan user interface atau tampilan dari masing-masing
form aplikasi yang dibuat.
BAB V IMPLEMENTASI
SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang dan
cara menjalankan aplikasi serta uji coba dari program yang telah dibuat
tersebut.
BAB VI PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang
kesimpulan yang dapat diambil dari keuntungan sistem serta berisi tentang
saran-saran yang diambil dari kelemahan sistem untuk perbaikan guna
pengembangan lebih lanjut dari sistem yang telah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini akan dipaparkan
tentang sumber-sumber literatur, tutorial, buku maupun situs-situs yang
digunakan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1. Gambaran Umum Sekolah
Seperti
diketahui bahwa lembaga pendidikan banyak dilahirkan oleh lembaga agama dan
pelajaran tertua adalah pelajaran agama dalam arti luas. Secara unum di pulau
Jawa sudah ada pendidikan agama sejak zaman kolonial Belanda yang diajarkan
oleh para wali. Oleh sebab itu tidak heran jika penduduk Indonesia kebanyakan
beragama Islam. Perkembangan selanjutnya pendidikan keagamaan dikelola oleh
lembaga agama yang ada.
Sebagaimana
di desa Bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar, lembaga pendidikan dikelola
oleh jamiyah NU yang sedang berdirinya bertujuan untuk menegakkan syariat Islam
dengan berhaluan ahli sunnah wal jamaah. Pendidikan yang dikelola mula - mula
berupa madrasah diniyah yang berdiri sekitar tahun 1950. Ilmu yang diajarkan
masih melulu ilmu agama dan berbahasa Arab pasif.
Lembaga
pendidikan keagamaan, sangat berkontribusi sebagai pendiri dari lembaga
pendidikan formal. Hal ini karena semakin lama pemahaman masyarakat antara
pentingnya pendidikan agama dengan pendidikan umum dalam kehidupan bermasyarakat.
Oleh sebab itulah, sekarang ini lembaga pendidikan swasta dan berbasis agama
bersaing dengan sekolah negeri dalam menyelenggarakan pendidikan yang
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam
perkembangannya, kebutuhan masyarakat akan pendidikan agama maupun pendidikan
umum semakin komplek. Untuk memenuhi kebutuhan itu pada tahun 1969 didirikan
madrasah diniyah (MI) yang sistem pendidikannya sudah dikelola sesuai dengan
tuntutan zaman. Dalam arti sudah menggunakan jenjang pendidikan, kurikulum dan
dimasukkan pelajaran ilmu pengetahuan umum disamping tetap melaksanakan
pengajaran agama Islam. Berkat kegigihan tenaga pengajarmaupun tukoh – tokoh
masyarakat yang merasa punya tanggung jawab akan berlangsungnya pendidikan itu,
maka sampai sekarang masih tetap eksis. Bahkan pada tahun 1969 juga mampu
mendirikan taman kanak-kanak Alhidayah.
2.1.1. Profil
Sekolah
Keterangan profil sekolah
1. Nama
sekolah : Mi Plus
Ma’arif Nu Bacem
2. Nomor
static sekolah : 111235050078
3. Nomor
static bangunan : 013161790510801
4. Kode
wilayah : 06
5. Alamat
:
Jalan : Brawijaya
Desa/kelurahan : Bacem
Kecamatan : Ponggok
Kota/Kab : Blitar
Propinsi : Jatim
Kode Pos : 66182
No telp :
No Faxcimile :
6. Status
sekolah : diakui
7. Kelompok
sekolah : inti
8. Waktu
KMB : pagi
9. Tahun
berdiri : 03 maret 1969
10. Pendiri
:
11. Surat
keputusan :
12. Lembaga
penyelenggara : yayasan
13. Bangunan
: milik sendiri
14. Daerah
: pedesaan
15. Jarak
ke pusat Kec : 05 km’
16. Jarak
ke pusat Kota : 20 km
17. Terletak
pada lintasan : desa
2.1.2. Visi dan Misi
Visi
Memberikan
bekal kemampuan dasar tentang
pengetahuan agama Islam, menekankan kemampuan dan ketrampilan baca dan
tulis Al-Qur’an dan pengalaman akhlalul karimah dalam kehidupan sehari –hari
sebagai seorang muslim. Memberikan bekal keimanan dan ketrampilan dasar sesuai
dengan lingkungan dan perkembangan siswa dan perkembangan ilmu oengetahuan dan
ternologi serta kesenian serta penggunaan bahasa, baca tulis dan hitung yang
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Memposisikan madrasah sebagai pusat pendidikan yang mampu
mempersiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dibidang
ilmu pengetahuan dan teknologi disertai dengan iman dan taqwa.
Misi
Menyelenggarakan
pendidikan yang memprioritaskan mutu baik secara keilmuan, maupun secara moral
dan sosial sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan sumberdaya manusia yang
mempunyai kualitas dibidang ilmu pengetaahuan dan teknologi serta iman dan
taqwa.
Hal ini
untuk menunjang siswa sebagai bekal dalam menuju perkembangan psikologis. Baik
dalam mereka menuntut ilmu kejenjang yang lebih tinggi, maupun dalam kehidupan
sosial bermasyarakat. Hal ini diperlukan supaya terjadi keseimbangan, baik
dalam ahklak dan dalam penguasaan ilmu pengetahuan yang mereka miliki.
2.2. STRUKTUR SEKOLAH
Ini adalah gambaran mengenai struktur sekolah
di MI Plus Ma’arif Nu Desa bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar.
STRUKTUR
ORGANISASI MI PLUS MA’ARIF NU DESA BACEM
Dinas Pendidikan Kab.
Blitar
|
Wakabag
Kurikulum
Aji
Purnomo, Spdi
|
Lembaga Pendiri
/Yayasan Ma’arif
|
Komite
Ahm. Sahudi
|
Kepala Madrasah
H. Asnal KH, Mpdi
|
Wakabag kesiswaan
Hanik
Yuliatin
|
BP 3/Pengurus
H. Muhadin
|
Depag
Kab Blitar
|
Tata usaha
Siti Munawaroh
|
Wakabag Sar/Pras
Crispa H
|
Wali
Kelas
Yuliatin,Ama
|
Perpustakaan
Mukjati, Sp
|
Wali
Kelas
Erlida
S,Pdi
Siti
M.
|
Wakabag Keuangan
Siti Munawaroh
|
Siswa
|
Wali
Kelas
DianaS.U,
Mpd
|
Wali
Kelas
Aji
P, S,pdi
|
Wali
Kelas
Mukjati,
Sp
|
Wali
Kelas
Hanik,
S.pdi
|
Keterangan
____________ Garis komando
Garis konsultasi
2.3. SEJARAH SEKOLAH
MI Plus
Ma’arif NU Desa Bacem Ponggok adalah sebuah lembaga pendidikan berbasis agama
yang didirikan oleh para cendekiawan Nu. Sekolah ini mulanya adalah sebuah
lembaga pendidikan agama yang hanya membahas masalah agama. Seiring dengan
perkembangan waktu yang ada, maka setelah ada pertemua maka berdirilah sekolah
ini.
Melihat
reputasinya yang semakin kompeten inilah, maka Madrasah Tsanawiyah Ma’arif
Fillial Ponggok Desa Bacem memberikan kepercayaan unutuk mendirikan Madrasah
Ibtidaiyah Plus Ma’arif NU Bacem. Berkat
partisipasi tokoh –tokoh masyarakat khusunya jamiyah NU ranting Bacem dan
sekitarnya, maka pada tahun 1969 Madrasah Ibtidaiyah Plus Ma’arif NU Bacem dapat didirikan. Adapun pengurusnya
adalah sebagai berikut :
Ketua
Umum : K.H. Syaroni
Ketua I : Imam Sarjono
Ketua
II : Yahya Rifa’i
Sekretaris
I : Mudawari
Sekretaris
II : Moh, Sjaiku. BA
Bendahara
Umum I : Mashuri
Bendahara
Umum II : Ibrahim
Pembantu
I : Thayib
Pembantu
II : Makhrus
Pembantu
III : Da’in
Pada
tahun 1964 karena situasi yang telah memungkinkan, maka Madrasah Diniyah
membuka kesempatan bagi kaum putrid yang ingin
belajar. Ternyata hal ini juga mendapat tanggapan yang baik dari
masyarakat. Sedang jam belajar bagi Madrasah Diniyah putrid adalah siang seuasi
Dhuhur. Pada tahun 1966 akibat dari peristiwa G 30 S/PKI, maka bagi kaum tua
(putra dan putrid) yang menyadari bahwa dirinya
perlu belajar agama Islam dibentuklah kembali tempat belajar di Gedung
Madrasah atas bimbingan pemuka agama dan hal ini berlaku selama 1 tahun.
Pada
tahun 1968 Madrasah Ibtidaiyah Plus Ma’arif NU
Bacem mengikuti pecan Madari sewilayah kawedana Srengat yang
diselenggarakan oleh Kantor Pendidikan Agama Kabupaten Blitar. Pada acarag tersebut
bapak kepala KANDEPAG (bapak Joesoef) menghimbau agar masing –masing Madrasah
Diniyah merintis adanya Madrasah Ibtidayah (MI). Himbauan tersebut ternyata
sangat sesuai dengan pemikiran para tokoh agama di Bacem, karena situasi saat itu
ternyata masih terdapat banyak siswa Madrasah Diniyah yang tidak mengikuti pelajaran
di sekolah umum (SD). Sehingga himbauan dari kepala mengambangkan pendidikan
yang ada.
Tahun
1969 berdasar pemikiran diatas,maka pada tanggal 20 Januari 1969 diadakan musyawarah
para tokoh agama (terutama Pengurus NU Ranting Bacem) dan berhasil membentuk
pengurus yang akan bertugas untuk menangani perkembangan Madrasah, khususnya
mengenai beridirinya Madrasah Diniyah (MI) sebagaimana pengurus dalam buku daftar pengurus.
Tanggal
3 Maret 1969 dibuka Madrasah Ibtidayah di Bacem dengan nama “MINU” yang
peresmiannya langsung dilakukan oleh Bapak Kepala Kadenpag Kabupaten Blitar
(Bapak Joesoef). Pada saat itu terdaftar murid kelas 1 dengan jumlah 45 siswa.
Sedangkan pengelola pendidikan pada waktu itu adalah, kepala Madrasah dipegang
oleh Bapak Yahya Riva’I dan dibantu oleh sekitar 10 orang pengasuh dan menempati gedung Madrasah
Diniyah yang ada. Pada waktu itu MINU
Bacem juga sempat membuka fililah di dukuh Pupus/Baran. Namun karena
situasi yang tidak memungkinkan, maka fililal tersebut akhirnya terpaksa tidak
bisa dipertahankan kelangsungan hidupnya.
Tanggal
12 Juli 1973 nama MINU dirumah menjadi Madrsah Ibtidaiyah Ma’arif (MI Ma’arif).
Perubahan tersebut karena adanya penyempurnaan Lembaga Pendidikan yang dikelola
oleh NU. Pada 07 Januari 1976 Madrsah Ibtidaiyah Ma;arif Bacem ditetapkan
sebagai anggota Lembaga Pendidikan Ma’arif dengan register Nomor : 146/N.
Tanggal 20 Maret 1978 Madrsah Ibtidaiyah Ma;arif Bacem dinyatakan terdaftar
pada Departemen Agama, sehingga mempunyai hak mengikuti ujian persamaan Madrsah
Negeri. Kemudian pada 1 April 1982 dengan adanya kebijakan dari Departemen
Agama dan atas persetujuan pengurus Kepala Madrasah digantikan oleh Guru Dinas
dari DEPAG (Bapak Talkah)
Tanggal
24 Desember 1989 Madrasah Ibtidaiyah Ma;arif Bacem dinyatakan terdaftar sebagai
anggota Lembaga Pendidikan Ma’arif Wilayah Jawa Timur dengan nomor :
B-20193494. Dari tahun 1973 sampai sekarang dengan adanya perkembangan pendidikan, maka pada periode ini pengelolaan
Madrsah Ibtidaiyah Maarif Bacem
ditangani oleh Pengurus, juga mendapat bantuan dari pemerintah baik berupa guru maupun rehabilitasi bangunan serta
pemeliharaan gedung. Untuk memenuhi perkembangan pendidikan yang ada, maka dengan usaha yang
tidak henti-hentinya dari pengelola, maka terwujudkan kondisi yang bisa kita
lihat sekarang. Demikian sekilas riwayat singkat berdirinya Madrsah Ibtidaiyah
Ma;arif Bacem.
2.4. Sistem Yang Sedang Berjalan
Mi Plus Ma’arif NU Desa Bacem menerapkan sistem formal
dan kegiatan belajar mengajar. Yaitu dengan masuk pagi dengan dimulai pelajaran
pada pukul 07.00 dan istirahat pada pukul 09.30-09.45 dan pulang pada pukul
13.00. Hal ini karena sekolah ini menerapkan sistem sekolah pagi dan tidak ada
sistem sekolah siang. Dengan sistem pembelajaran yang disiplin dengan basis
IMTAQ, maka diharapkan output siswa yang dihasilkan bisa memenuhi standart
pendidikan yang ada di Indonesia.
Sedangkan untuk kompetensi pengajar, sekarang sudah
bersertifikasi S1 sesuai dengan standart pendidikan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Sehingga jika pengajar berkopetensi dalam materi yang diajarkan,
hal ini bisa menunjang kemampuan siswa dalam menyerap dan menimba ilmu.
Perlunya keseimbangan antara pengajar dan siswa yang diajar sangat diperhatikan
di sekolah ini. Hal ini terbukti dengan pengaturan kegiatan belajar yang
menganut 1 guru tidak lebih dari 20 siswa supaya konsentrasi siswa dalam KBM
bisa semaksimal mungkin.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Latar Belakang Sistem
Informasi Perpustakaan
Dimasa serba modern sekarang ini, kecepatan dan ketepatan
dalam sebuah sistem sangat dibutuhkan. Tidak terkecuali dengan sebuah
perpustakaan. Banyaknya buku, catalog, data anggota, dan aktifitas peminjaman
buku sangat membutuhkan sebuah sistem yang terkomputerisasi dengan baik. Hal
ini tentunya sagat menunjang dalam rekaptulasi dalam sebuah perpustakaan.
Karena jika kita masih menggunakan cara
pencatatan manual, sering terjadi kesemrawutan. Hal ini karena, selain cara
tersebut masih tradisional juga disebabkan kehilangan catatan dan tidak ada
sistem yang mem-back-up data –data tersebut.
Sebuah sistem informasi dibutuhkan sebagai penunjang
keinginan pengguna dalam mengakses sebuah informasi secepat mungkin. Kecepatan
informasi dibutuhkan, karena dimasa modern sekarang ini segala sesuai sangat
terbatas oleh waktu. Sebagai contoh, jika kita mencari sebuah buku panduan
komputer yang ada diperpustakaan hanya mengandalkan judul kita akan lama
menemukannya. Oleh seba itu, dibutuhkan catalog sebagai sandi dari judul buku
tersebut. Hal ini hamper sama dengan sistem informasi pada perpustkaan, kita hanya
memasukkan judul buku, maka akan ditampilkan keterangan mulai pengarang dan
tahun terbit.
Dalam sebuah sistem informasi, memuat berbagai macam data
pada perpustakaan. Yang kita bahas dalam aplikasi ini adalah “Sistem Informasi
Perpustakaan Dengan VB 6”. Pemilin judul ini dikarenakan perpustakaan yang ada
di Madrasah Ibtidayah Plus Ma’arif NU Bacem masih menggunakan sistem manual.
Yaitu dengan cara dicatat pada buku. Hal ini membuat sering terjadinya
kehilangan data yang diakibatkan robeknya buku, tulisan yang kurang jelas.
Sehingga banyak terjadi kesemrawutan data buku, data anggota dan data transaksi
pada perpustakaan tersebut.
3.2. Sejarah Visual Basic
Microsoft Visual Basic (sering disingkat sebagai VB saja) merupakan sebuah bahasa
pemrograman yang menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft
Windows dengan menggunakan
model pemrograman (COM), Visual Basic merupakan turunan bahasa pemrograman BASIC dan
menawarkan pengembangan perangkat lunak komputer berbasis grafik dengan
cepat, Beberapa bahasa skrip seperti Visual Basic for
Applications (VBA) dan Visual Basic
Scripting Edition
(VBScript), mirip seperti halnya Visual Basic, tetapi cara kerjanya yang
berbeda. Para programmer dapat membangun aplikasi dengan menggunakan
komponen-komponen yang disediakan oleh Microsoft Visual Basic Program-program
yang ditulis dengan Visual Basic juga dapat menggunakan Windows API, tapi membutuhkan deklarasi fungsi luar tambahan. Dalam pemrograman untuk
bisnis, Visual Basic memiliki pangsa pasar yang sangat luas. Dalam sebuah
survey yang dilakukan pada tahun 2005, 62%
pengembang perangkat lunak dilaporkan menggunakan berbagai bentuk Visual Basic,
yang diikuti oleh C++, JavaScript, C#, dan Java.[1]
Bill Gates , pendiri Microsoft, memulai bisnis softwarenya dengan mengembangkan interpreter bahasa Basic untuk Altair 8800, untuk kemudian ia ubah agar dapat berjalan di atas IBM PC dengan
sistem operasi DOS,
Perkembangan berikutnya ialah diluncurkannya BASICA (basic-advanced) untuk DOS, Setelah
BASICA, Microsoft meluncurkan Microsoft QuickBasic dan Microsoft Basic (dikenal
juga sebagai Basic Compiler), Visual basic adalah pengembangan dari bahasa
komputer BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction Code), Bahasa BASIC
diciptakan oleh Professor John Kemeny dan Thomas Eugene Kurtz dari Perguruan Tinggi
Dartmouth pada
pertengahan tahun 1960-an (Deitel&Deitel, 1999). Bahasa program tersebut
tersusun mirip dengan bahasa Inggris yang biasa digunakan oleh para programer
untuk menulis program-program komputer sederhana yang berfungsi sebagai
pembelajaran bagi konsep dasar pemrograman komputer, Sejak saat itu, banyak
versi BASIC yang dikembangkan untuk digunakan pada berbagai platform komputer.
Beberapa versinya seperti Microsoft
QBASIC, QUICKBASIC, GWBASIC ,IBM BASICA, Apple BASIC dan lain-lain, Apple BASIC
dikembangkan oleh Steve Wozniak, mantan karyawan Hewlett Packard dan teman dekat Steve Jobs (pendiri Apple Inc.). Steve Jobs pernah
bekerja dengan Wozniak sebelumnya (mereka membuat game arcade “Breakout” untuk
Atari),Mereka mengumpulkan uang dan bersama-sama merakit PC, dan pada tanggal 1
April 1976 mereka secara resmi mendirikan perusahaan komputer Apple.
Popularitas dan pemakaian BASIC yang luas dengan berbagai jenis komputer turut
berperan dalam mengembangkan dan memperbaiki bahasa itu sendiri, dan akhirnya
berujung pada lahirnya Visual Basic yang berbasis GUI (Graphic User Interface) bersamaan dengan
Microsoft Windows, Pemrograman Visual Basic begitu mudah bagi pemula dan
programer musiman karena ia menghemat waktu pemrograman dengan tersedianya
komponen-komponen siap pakai. Hingga akhirnya Visual Basic juga telah
berkembang menjadi beberapa versi, sampai yang terbaru, yaitu Visual Basic
2008, Bagaimanapun juga Visual Basic 6.0 tetap menjadi versi yang paling
populer karena mudah dalam membuat programnya dan ia tidak menghabiskan banyak Memori
(komputer).
Sejarah BASIC di tangan Microsoft sebagai
bahasa yang diinterpretasi (BASICA) dan juga bahasa yang dikompilasi (BASCOM)
membuat Visual Basic
diimplementasikan sebagai gabungan keduanya. Programmer yang menggunakan Visual Basic bisa memilih kode bahasa
pemrograman yang dikompilasi atau kode yang harus bahasa pemrograman yang
diinterpretasikan sebagai hasil Porting dari kode
VB. Sayangnya, meskipun sudah terkompilasi jadi bahasa mesin, DLL
bernama
MSVBVMxx.DLL
tetap dibutuhkan, Namun karakteristik
bahasa terkompilasi tetap muncul (ia lebih cepat dari kalau kita pakai mode
terinterpretasi).\3.2.1. Perkembangan Visual Basic
VB 1.0 dikenalkan pada tahun 1991,
pendekatan yg dilakukan untuk menghubungkan bahasa pemrograman dengan GUI
berasal dari prototype yg dikembang oleh “Alan Cooper” yg di sebut TRIPOD,
Kemudian Microsoft mengontrak copper dan asosiasinya utk mengembangkan tripod
agar dapat digunakan di windows 3.0 dibawah nama kode Ruby. Perjalanan dari
Visual Basic (VB1 to VB 10):]
1. Proyek “Thunder” dirintis
2.
Visual Basic 1.0 (May 1991) di rilis
untuk windows pada COMDEX/Windows Wordltrade yg dipertunjukan di Atlanta , Georgia
3.
Visual Basic 1.0 untuk DOS dirilis pada
bulan September 1992. Bahasa ini tidak kompatibel dengan Visual Basic For Windows.
VB 1.0 for DOS ini pada kenyataaanya merupakan versi kelanjutan dari compiler
BASIC, QuickBasic dan BASIC Professional Development System.
4.
Visual Basic 2.0 dirilis pada November
1992, Cakupan pemrogramannya cukup mudah untuk digunakan dan kecepatannya juga
telah di modifikasi. Khususnya pada Form yg menjadikan object dapat dibuat
secara seketika, serta konsejp dasar dari Class modul yg berikutnya di
implementasikan pada VB 4
5.
Visual Basic 3.0 , dirilis pada musim
panas 1993 dan dibagi menjadi versi standard dan professional. VB 3 memasukan
Versi 1.1 dari Microsoft Jet Database Engine yg dapat membaca serta menulis
database Jet (atau access) 1.x
6.
Visual Basic 4.0 (Agustus 1995)
merupakan versi pertama yg dapat membuat windows program 32 bit sebaik versi 16
bit nya. VB 4 juga memperkenalkan kemampuan untuk menulis non-GUI class pada
Visual Basic
7.
Visual Basic 5.0 (February 1997),
Microsoft merilis secara eksklusif Visual basic untuk versi windows 32 bit .
Programmer yg menulis programnya pada versi 16 bit dapat dengan mudah melakukan
import porgramnya dari VB4 ke VB5. dan juga sebaliknya, program VB5 dapat
diimport menjadi VB4. VB 5 memperkenalakan kemampuan untuk membuat User
Control.
8.
Visual Basic 6.0 (pertengahan 1998)
memperbaiki beberapa cakupan, temasuk kemapuannya untuk membuat Aplikasi
Web-based . Visual Basic 6 di jadwalkan akan memasuki Microsoft “fasa non
Supported” dimulai pada maret 2008
3.2.2. Perbedaan VB 6 dan VB Net
Visual
Basic versi 6.0 adalah versi terakhir VB sebelum berubah menjadi .Net. Banyak
yang bertanya tentang perbedaan antara keduanya. Berikut sekilas perbedaan dan
persamaan VB 6.0 dan VB .Net.
·
VB6 baru sebagian mendukung OOP. VB .Net
telah mendukung penuh OOP.
·
Hasil kompilasi source code pada VB6
adalah file .exe biner. VB .Net berupa intermediate language.
·
Hasil kompilasi pada VB6 dapat langsung
dieksekusi. VB .Net membutuhkan interpreter (.Net framework)
·
VB6 bermasalah pada deployment-nya (DLL
hell). VB .Net tidak.
·
Program dari VB6 tidak dapat langsung
berinteraksi dengan program dari bahasa lain. VB .Net dapat selama bahasa lain
mendukung .Net.
·
Perintah-perintah dasar pada VB6 dan VB
.Net sebagian besar masih sama.
·
Pengetikan kode pada VB.Net lebih cepat
dari pada di VB6
·
Untuk akses ke database VB.Net
menggunakan ADO.Net, VB6 menggunakan ADO. ADO.Net bukan pengembangan dari ADO.
Jadi ADO.Net menggunakan teknologi yang berbeda
dengan ADO
·
Selain itu pada VB.Net 2008, dapat
menggunakan LINQ (Language Integrated Query) untuk mempermudah mengaksesan data
3.3.
Microsoft Acces
Microsoft Access (atau Microsoft Office Access) adalah
sebuah program aplikasi basis data
komputer relasional yang ditujukan untuk kalangan rumahan dan perusahaan kecil hingga menengah
Aplikasi ini merupakan anggota dari beberapa aplikasi Microsoft Office, selain tentunya Microsoft Word, Microsoft Excel, dan Microsoft
PowerPoint. Aplikasi
ini menggunakan mesin basis data Microsoft Jet
Database Engine, dan juga menggunakan tampilan grafis yang intuitif sehingga memudahkan
pengguna.
Microsoft Access dapat menggunakan data
yang disimpan di dalam format Microsoft Access, Microsoft Jet Database
Engine, Microsoft SQL
Server, Oracle Database, atau semua kontainer basis data yang mendukung standar ODBC. Para pengguna/programmer yang mahir dapat menggunakannya
untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang kompleks, sementara
para programmer yang kurang mahir dapat
menggunakannya untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang sederhana.
Access juga mendukung teknik-teknik pemrograman
berorientasi objek, tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam perangkat bantu pemrograman
berorientasi objek.
Microsoft merilis Microsoft Access 1.0 pada bulan
November 1992 dan dilanjutkan dengan merilis versi 2.0 pada tahun 1993. Microsoft menentukan spesifikasi
minimum untuk menjalankan Microsoft Access 2.0 adalah sebuah komputer
dengan sistem operasi Microsoft Windows 3.0, RAM
berkapasitas 4 megabyte (6
megabyte lebih disarankan) dan ruangan kosong hard disk yang dibutuhkan 8megabyte (14 megabyte lebih disarankan).
Versi 2.0 dari Microsoft Access ini datang dengan tujuh buah disket floppy 3½ inci berukuran 1.44 megabyte.
Perangkat lunak tersebut bekerja dengan sangat baik pada
sebuah basis data dengan banyak record tapi terdapat beberapa kasus di
mana data mengalami kerusakan. Sebagai contoh, pada ukuran basis data melebihi
700 megabyte sering
mengalami masalah seperti ini (pada saat itu, memang hard
disk yang
beredar masih berada di bawah 700 megabyte).
Buku manual yang dibawanya memperingatkan bahwa beberapa kasus tersebut
disebabkan oleh driver perangkat yang kuno atau konfigurasi yang
tidak benar.
Nama kode (codename)
yang digunakan oleh Access pertama kali adalah Cirrus yang dikembangkan sebelum Microsoft
mengembangkan Microsoft Visual
Basic,
sementara mesin pembuat form antarmuka
yang digunakannya dinamakan dengan Ruby. Bill Gates melihat purwarupa (prototype)
tersebut dan memutuskan bahwa komponen bahasa
pemrograman BASIC harus dikembangkan secara bersama-sama sebagai sebuah aplikasi
terpisah tapi dapat diperluas. Proyek ini dinamakan dengan Thunder. Hal tersebut berakhir saat
Microsoft merilis Visual Basic for
Applications (VBA).
3.3.2. Versi
Tahun
|
Nama
versi
|
Nomor
versi
|
Sistem
operasi yang didukung
|
Versi Microsoft Office
|
Microsoft
Access 1.1
|
1
|
T/A
|
||
Microsoft
Access 2.0
|
2
|
|||
Microsoft
Access for Windows 95
|
7
|
|||
Microsoft
Access 97
|
8
|
|||
Microsoft
Access 2000
|
9
|
Microsoft Office 2000 Premium dan Office 2000 Professional
|
||
Microsoft
Access 2002
|
10
|
|||
Microsoft
Access 2003
|
11
|
|||
Microsoft
Access 2007
|
12
|
|
||
Microsoft
Access 2010
|
14
|
3.3.3.
Penggunaan
Microsoft Access digunakan
kebanyakan oleh bisnis-bisnis kecil dan menengah, di dalam sebuah organisasi
yang kecil bahkan mungkin juga digunakan oleh perusahaan yang cukup besar, dan
juga para programmer untuk membuat sebuah sistem buatan sendiri untuk menangani
pembuatan dan manipulasi data. Access juga dapat digunakan sebagai sebuah basis data
untuk aplikasi Web dasar yang disimpan di
dalam server yang menjalankan Microsoft Internet
Information Services (IIS) dan menggunakan Microsoft Active Server
Pages (ASP).
Meskipun demikian, penggunaan Access kurang disarankan, mengingat telah
ada Microsoft SQL
Server yang
memiliki kemampuan yang lebih tinggi.
Beberapa pengembang aplikasi profesional
menggunakan Microsoft Access untuk mengembangkan aplikasi secara cepat
(digunakan sebagai Rapid
Application Development/RAD tool), khususnya untuk
pembuatan purwarupa untuk sebuah program yang lebih besar dan aplikasi yang berdiri sendiri untuk para salesman.
Microsoft Access kurang begitu bagus jika diakses
melalui jaringan sehingga aplikasi-aplikasi yang
digunakan oleh banyak pengguna cenderung menggunakan solusi sistem manajemen
basis data yang bersifat klien/server. Meskipun demikian, tampilan muka Access (form, report, query, dan kode Visual Basic) yang dimilikinya dapat digunakan
untuk menangani basis data yang sebenarnya diproses oleh
sistem manajemen basis data lainnya, seperti halnya Microsoft Jet
Database Engine (yang secara default digunakan
oleh Microsoft Access), Microsoft SQL
Server, Oracle Database, dan beberapa produk lainnya yang mendukung ODBC.
3.3.4 Fitur
Salah satu keunggulan Microsoft Access
dilihat dari perspektif programmer adalah kompatibilitasnya dengan bahasa
pemrogramanStructured Query
Language (SQL);
query dapat dilihat dan disunting sebagai statemen-statemen SQL, dan statemen SQL dapat
digunakan secara langsung di dalam Macro dan VBA
Module untuk
secara langsung memanipulasi tabel data dalam Access. Para pengguna dapat
mencampurkan dan menggunakan kedua jenis bahasa tersebut (VBA dan Macro) untuk
memprogram form dan logikadan juga untuk mengaplikasikan konsep
berorientasi objek.
Microsoft SQL Server Desktop Engine (MSDE) 2000, yang merupakan
sebuah versi mini dari Microsoft SQL
Server 2000, dimasukkan ke dalam Office
XP Developer Edition dan dapat digunakan oleh Microsoft Access sebagai alternatif
dari Microsoft Jet
Database Engine.
Tidak seperti sebuah sistem manajemen
basis data relasional yang komplit, Microsoft JET Database Engine tidak memiliki
fitur triggerdan stored
procedure. Dimulai
dari Microsoft Access 2000 yang menggunakan Microsoft Jet Database Engine versi
4.0, ada sebuahsintaksis yang mengizinkan pembuatan kueri dengan beberapa
parameter, dengan sebuah cara seperi halnya sebuah stored procedure, meskipun
prosesur tersebut dibatasi hanya untuk sebuah pernyataan tiap prosedurnya.
Access juga mengizinkan form untuk
mengandung kode yang dapat dieksekusi ketika terjadi sebuah perubahan
terhadap tabel
basis data, seperti
halnya trigger, selama
modifikasi dilakukan hanya dengan menggunakan form tersebut, dan merupakan
sesuatu hal yang umum untuk menggunakan kueri yang akan diteruskan (pass-through dan teknik lainnya
di dalam Access untuk menjalankan stored
procedure di dalam RDBMS yang mendukungnya.
Dalam berkas Access Database Project (ADP) yang didukung
oleh Microsoft Access 2000 dan yang selanjutnya, fitur-fitur yang berkaitan
dengan basis data berbeda dari versi format/struktur data yang digunakan Access
(*.MDB), karena jenis berkas ini dapat membuat koneksi ke sebuah basis data
MSDE atau Microsoft SQL Server, ketimbang menggunakan Microsoft JET Database
Engine. Sehingga, dengan menggunakan ADP, adalah mungkin untuk membuat hampur
semua objek di dalam server yang menjalankan mesin basis data tersebut (tabel
basis data dengan constraints dan trigger, view, stored
procedure, dan UDF).
Meskipun demikian, yang disimpan di dalam berkas ADP hanyalah form, report, macro,
dan modul, sementara untuk tabel dan objek lainnya disimpan di dalamserver basis data yang membelakangi program tersebut.
Access mengizinkan pengembangan yang relatif cepat karena
semua tabel basis data, kueri, form, dan report disimpan di dalam berkas basis
data miliknya (*.MDB). Untuk membuat Query, Access menggunakan Query Design
Grid, sebuah program berbasis grafisyang mengizinkan para penggunanya untuk
membuat query tanpa harus mengetahui bahasa
pemrograman SQL. DI dalam Query Design Grid, para pengguna dapat memperlihatkan tabel
basis data sumber dari query,
dan memilih field-field mana yang hendak dikembalikan
oleh proses dengan mengklik dan menyeretnya ke dalam grid. Join juga dapat dibuat dengan cara mengklik dan menyeret
field-field dalam tabel ke dalam field dalam
tabel lainnya. Access juga mengizinkan pengguna untuk melihat dan memanipulasi
kode SQL jika memang diperlukan.
Bahasa
pemrograman yang tersedia di dalam Access adalah Microsoft Visual Basic for
Applications (VBA), seperti halnya dalam beberapa aplikasi Microsoft Office. Dua buah pustaka komponen Component
Object Model (COM) untuk mengakses basis data pun disediakan, yakni Data
Access Object (DAO), yang hanya terdapat di dalam Access 97, dan ActiveX
Data Objects (ADO) yang tersedia dalam versi-versi Access terbaru.
BAB V
Penutup
Pada bab terakhir ini, saya akan memberikan
beberapa kesimpulan dan saran yang akan disebutkan sebagai berikut :
5.1 Kesimpulan
1.
Dibutuhkan sistem informasi yang akurat pada
sebuah perpustakaan sekolah, sehingga memudahkan pencatatan dan pencarian data.
2.
Dengan
menggunakan sistem informasi perpustakaan yang
dirancang dengan menggunakan Visual Basic, dapat mengefisiensikan waktu
sehingga menghasilkan kinerja informasi yang maksimal.
3.
Bahasa
Pemrograman Visual Basic merupakan sarana untuk mengolah database yang
terstruktur dan berkemampuan tinggi dalam mengolah file yang berkapasitas
besar.
4.
Form
yang ditampilkan program ini sangat jelas, karena dalam perancanganya saya menggunakan bahasa
pemrograman Visual Basic.
5.2 Saran
Dari kesimpulan diatas,
saya memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna untuk referensi
bahan pembelajaran di lingkungan kampus atau di lingkungan pembelajaran
lainnya. Diantaranya adalah :
1.
Dengan
adanya sistem informasi perpustakaan yang terintegrasi, diharapkan mampu
meminimalisir kesalahan data yang ada.
2.
Diharapkan penguasaan teknologi yang baik bagi
petugas yang ada disebuah perpustakaan.
3.
Penyediaan
perangkat komputer yang cukup dan memadai akan menambah maksimal para mahasiswa
untuk belajar di kampus.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
baik dari segi isi dan penulisan pada laporan ini, maka kritik dan saran tetap
kami harapkan guna menjadikan laporan ini menjadi jauh lebih baik.
saya harap penulisan judulnya di beri dan penulisan bab I di sesuaikan
BalasHapus